Pages

Subscribe:

Senin, 27 Oktober 2014

Ragam Nasib Wanita di Akhirat (Download)

Aatifajournalist - Pernah sahabat Ali bin Abi Thalib ra. bercerita :
Pada suatu hari aku bersama istriku Fatimah berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Ketika itu kami dapatkan beliau sedang menangis. Maka kami memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau :

“Wahai ayah, apakah gerangan yang menyebabkan ayah menangis?”.
Nabi SAW : “Ketika aku di mi’raj-kan ke langit, kepadaku diperlihatkan orang- orang yang disiksa begitu dahsyat. Setiap aku mengingatnya, aku selalu menangis sedih!”.
Kami : “Ya Rasulullah, apakah yang kau lihat saat itu?”.
Nabi SAW : “Saat itu, aku menyaksikan..”.

· Perempuan yang digantung dengan rambutnya, sedangkan otak di dalam kepalanya bergolak mendidih.

· Perempuan yang digantung dengan lidahnya, kedua tangannya tersampir di punggung, dan pada tenggorokannya dituangkan cairan panas dari neraka.

· Perempuan yang digantung pada buah dadanya, melingkar ke arah punggung, dan pada tenggorokannya dituangkan cairan zakkun dari neraka.

· Perempuan yang digantung kedua kaki dan kedua tangannya, diikat menyatu pada ubun-ubun, dan tubuhnya dibelit ular ganas serta binatang kala yang mengerikan.

· Perempuan yang di panggang diatas api menyala-nyala, sambil mengunyah-ngunyah tubuhnya sendiri.

· Perempuan yang memotong-motong tubuhnya sendiri dengan beberapa gunting dari neraka.

· Perempuan berwajah hitam legam mengunyah-ngunyah ususnya sendiri.

· Perempuan tuli, buta, serta bisu dikerangkeng dalam peti membara. Lubang-lubang tubuhnya 
mengucurkan darah busuk dan tubuhnya pun membusuk bagaikan diserang penyakit kulit dan lepra ganas.

· Perempuan berkepala babi hutan dan bertubuh keledai, disiksa dengan beribu-ribu macam siksaan.

· Perempuan bertubuh anjing, kemaluannya dimasuki kelabang beracun, lalu keluar lewat anusnya, sambil dipukuli dengan palu yang membara.


Kemudian berdirilah Fatimah seraya bertanya : “Wahai ayahku, mohon jelaskanlah kepadaku tentang amal-amal para perempuan tersebut!”. Maka Rasulullah SAW pun menjelaskan dalam sabdanya : “Wahai Fatimah putriku..”.


· Perempuan yang digantung dengan rambutnya, karena ia tidak mau menutup rambutnya di hadapan kaum pria.

· Perempuan yang digantung dengan lidahnya, karena ia menyakiti hati suami dengan ucapannya. Beliau melanjutkan sabdanya : “Tak seorang perempuan pun menyakiti hati suami dengan mulutnya (ucapannya), melainkan Allah akan memanjangkan lidahnya pada hari kiamat nanti hingga sepanjang tujuh puluh dzira’. Kemudian mengikatnya dibelakang lehernya”.

· Perempuan yang digantung pada buah dadanya, dikarenakan ia berani menyusui anak orang lain tanpa seizin suami.

· Perempuan yang digantung dengan kaki terikat adalah perempuan yang suka keluar rumah tanpa seizin suami, dan tidak pernah mandi besar seusai haid atau nifas.
· Perempuan yang memakan tubuhnya sendiri adalah dia yang suka berhias untuk diperlihatkan pada pria lain, serta suka menggunjing orang lain.

· Perempuan yang memotong-motong tubuhnya sendiri dengan gunting yang membara adalah dia yang suka berdandan dan berlenggak-lenggok di depan khalayak ramai demi mencari ketenaran, serta agar orang yang memandangnya menjadi jatuh hati.

· Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya pada ubun-ubunnya dengan beberapa ular dan binatang kala ganas melilit di sekujur tubuhnya adalah karena dia mampu mengerjakan shalat dan mampu mengerjakan puasa, tetapi dia tidak pernah berwudhu , tak pernah shalat, dan tak pernah berpuasa, serta tak pernah mandi jinabat.

· Perempuan berkepala babi hutan dan bertubuh keledai disebabkan dia suka mengadu domba dan suka berbohong.

· Perempuan yang berbentuk anjing adalah dia yang suka memfitnah dan suka mengomel dihadapan suami.


Download Word Version: DOWNLOAD

Read More..

Cara ta’aruf yang benar Dalam Islam

Aatifajournalist - Kali ini saya ingin share atau mempersembahkan sebuah pengetahuan bagi para calon suami dan calon istri yang banyak dianggap asing bagi mereka yang baru mengenal islam yang sesungguhnya. walaupun coretan ini kelihatan kocar kacir tapi ambilah manfaatnya bila sobat anggap bermanfaat.
Ta'aruf (bukan perkenalan biasa) yang akan mengantarkan dua orang insan kepada mahligai terindah dalam kehidupan manusia yaitu pernikahan. Namun Kebanyakan kita masih belum terlalu mengetahui cara-cara ta'aruf yang baik. berikut ulasannya.


kiat-kiat ta’aruf Islami yang benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah,

1. Pertama
Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

2. Kedua
Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.

3. Ketiga
Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.

4. Keempat
Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.

5. Kelima
Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.

6.Keenam
Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.

7. Ketujuh
Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga Bermanfaat

Download Here
Read More..

Kisah Mualaf Keturunan Tionghoa yang Dikucilkan Keluarga



Jumat, 23 Mei 2014, 07:56 onislam.net
mualaf (ilustrasi)
mualaf (ilustrasi)
Aatifajournalist -  Sebagai keturunan etnis Tionghoa, Annisa Muslimah (30 tahun), merasa semua yang dijalankannya sebagai seorang penganut Buddha lebih berupa doktrin dan tradisi. Perempuan asal Surabaya ini juga sempat diajak ke gereja oleh sepupunya. Kedua ajaran itu tidak membuat hatinya merasakan apa-apa soal ketuhanan.
Ketertarikan dengan Islam sudah dimulai sejak ibunya meninggal dunia saat Annisa berusia 7 tahun. Tinggal bersama pembantu rumah tangga, ia kerap memerhatikannya shalat. Ketertarikan itu terus berlanjut hingga SMA.
Ia lebih dekat dengan teman-teman Muslim dibandinkan teman-teman agama lain yang mendominasi masa sekolahnya. Suara adzan di televisi juga memberi ketenangan pada hatinya. Pada 2002, melalui percakapan internet, secara acak ia bertemu seorang teman yang mengenalkan Islam padanya.
Percakapan internet berlanjut menjadi diskusi seputar Islam via telepon. Sampai akhirnya Annisa bersyahadat melalui telepon. Meski awalnya sembunyi-sembunyi, Ayah Annisa merelakan keislaman putri tunggalnya itu meski tak semua sanak keluarga bisa menerima.
Tekanan dari orang-orang terdekat membuat Annisa kesulitan mempelajari Islam di Surabaya. Hingga akhirnya pada 2005 ia kabur ke Jakarta demi menyelamatkan keimanannya. Di Jakarta, ia mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh.
Hatinya yang kosong karena doktrin-doktrin agama yang sebelumnya dianut, kini ia telah terisi dengan kedamaian dalam mempelajari Islam. Meski keluarganya, selain ayah Annisa, belum dapat menerimanya, ia tetap berdoa suatu saat ada hidayah yang juga menyentuh keluarganya. Amin..

REPUBLIKA.CO.ID
Read More..

Kisah Mualaf Kristen yang Memeluk Islam karena Yesus (Download)

Aatifa Journalist - Tiga belas tahun yang lalu Vicente Mota Alfaro adalah salah seorang pemeluk Kristen yang taat yang secara rutin mendatangi kelas Minggu dan membaca Injil setiap harinya.
Namun hari ini, dia tidak hanya seorang Muallaf, namun dia adalah Imam Masjid dari Pusat Kebudayaan Islam Valensia (CCIV).


Selain merupakan Muallaf pertama yang dipersilakan mengimami setiap kali sholat berjamaah, dia juga merupakan anggota Dewan Kepengurusan CCIV sejak 2005.
Pemimpin kelompok Muslim Valensia menetapkan Alfaro sebagai Imam besar, dan berterima kasih atas kerja kerasnya.

“Dia pantas kami pilih karena kehebatan pengetahuan agamanya”, kata El-Taher Edda Sekretaris Umum Liga Islam bagian Dialog dan Perdamaian.
Dia meyakini Alfaro telah menyebarkan pesan yang nyata mengenai Muallaf yang bergabung dalam kekuatan Islam.

Beberapa media setempat tidak lama lalu melaporkan adanya peningkatan jumlah Muallaf di Spanyol, tanpa adanya pertentangan dari pihak manapun.
Diperkirakan Muslim Spanyol berjumlah 1.5 juta dari 40 juta penduduk keseluruhan. Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen.

Ketika masyarakat bertanya kepada Alfaro bagaimana dia dapat menjadi seorang Muallaf, dia akan memberikan jawaban yang sederhana.
Allah telah menjadikan Islam sebagai agama dan hidupku”, katanya mantap.
Saat itu Alfaro berusia 20 tahun dan masih berkuliah ketika dia memutuskan untuk menjadi Muallaf.
Saya membaca Al-Quran, saya menemukan kebenaran tentang Nabi Isa dan saya putuskan menjadi Muallaf”.

Pada awalnya dia adalah seorang pemeluk Kristen yang taat.
Dulunya saya rutin pergi ke Gereja tiap Minggu dan membaca Injil setiap harinya”.
“Pada saat itu saya tidak tahu sama sekali mengenai Islam”.

Dia mempunyai seorang tetangga Muslim Algeria yang memperkenalkannya pada Islam.
“Ketika berbincang-bincang dia mengatakan bahwa seluruh umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan semuanya merupakan anak dari Nabi Ibrahim”, kenangnya.

“Saya terkejut mengetahui bahwa dalam Islam juga mengenal Adam, Hawa, dan Ibrahim”.
Perbincangan tersebut rupanya membuat Alfaro muda semakin ingin mengetahui tentang Islam.
“Selanjutnya, saya meminjam salinan Al-Quran dari perpustakaan”.

Dia membawanya pulang dan membaca salinan Al-Quran tersebut dengan teliti.
Namun titik balik bagi Alfaro datang ketika dia membaca kisah tentang Yesus (Nabi Isa) dan kejadian penyaliban.

“Sebelumnya yang saya ketahui adalah Yesus merupakan anak Tuhan yang diutus ke dunia untuk menebus dosa umat manusia, dan sebetulnya hal tersebut cukup mengganggu saya”.
“Dan saya temukan jawabannya dalam Al-Quran. Yesus tidak pernah disiksa ataupun disalib”.
Muslim meyakini Nabi Isa sebagai salah satu Rasul yang diberi penghormatan lebih.
Dalam Islam, Nabi Isa tidak mengalami penyaliban, namun diangkat ke surga dan akan diturunkan kembali pada akhir zaman untuk memerangi Dajjal Al-Masih dan akan membawa kemenangan dan kejayaan bagi Islam.

Dan kisah tersebut merubah keyakinan Alfaro untuk menjadi seorang Muallaf bernama Mansour.
“Dengan cepat saya menyadari bahwa Al-Quran adalah Kitab Tuhan yang sesungguhnya, dan saya tidak pernah menyesal menjadi seorang Muallaf”.
-ZP-


Untuk Versi Word : DOWNLOAD
Read More..